lengkung dawai menari dalam liukan
digenggam jemari penuh kecemasan
masih terlihat seuntai ratna keindahan
dalam tiupan seruling pembebas malam
masih ada harpa bersembunyi
ketika dunia terbakar dan menangis lagi
telinga yang tertutup menjadi tuli
ia tak lagi mendengar wangi surgawi
cahaya lampu dari dunia
akan padam ditikam fana
meskipun batu apinya terjaga
sebab khawatir mencengkram rasa
katupkan suara di bibir tebalmu
agar cerita dan kata-kata meramu
dendangkanlah sebuah tembang
tentang jiwa yang selalu tenang
Bandung, 04 September 2016
copyright©Madyo Sasongko
published on Kompasiana
Tidak ada komentar