#1
Sepahat bertaut pada takluk
Semai di pesisir merecah regang
Tiba bebulir disentuh kembang
Saat senja menukik dengan tajam
Fitrah berbaur semu di pantai
Harap bergema di laut takdir
Tetumbuh yang tetap kerontang
Bersujud patuh pada alur mizan
#2
Senja bergulir mengalir
Menukik di ufuk cakrawala
Menyisakan tapak dan jejak
Di tanah Lombok yang tengah kerontang
Anak-anak bangsa rela berupaya
Menggapai cita bersama gulir senja
#3
Reda cambuk mengusir
Tatar negeri dijemput bulir
Kiprah bersumbu berpikir
Rona berjemput takdir
#4
sedu berbaju ragu tadi
sedari lama menanti kisah pagi
dawai sepi dalam irama sunyi
hendak berlari mengikuti kisi-kisi
terhenyak pagutan bertali
bisik-bisik mengikuti
menyaksi perjalanan pertiwi
#5
Nusa di timur raya
Kusaksikan satu senja
Ranting tetap berserakan
Daun kering berjatuhan
#6
lereng-lereng Rinjani
menopang tegak bumi
tatapan Praya senja hari
bersaksi wangi di tanah Bali
lapangnya hati putri
mempersembahkan diri
menjadi perempuan sejati
berbagi kecantikan dewi
bilah diri terus terbagi
sepanjang tahun berbakti
Mandalika di timur pertiwi
jiwa-jiwa terikat silaturahmi
#7
Tiba saat perpisahan
Nusa indah penuh kenangan
Pesona mutiara nan rupawan
Esok pagi kan kutinggalkan
Menjadilah intan gemerlapan
Menghiasi taman kebangsaan
Dalam bingkai besar kesatuan
Praya + Bandung, 22 Oktober 2016
copyright©Madyo Sasongko
Tidak ada komentar