Ingin kupetikkan jemari di dawai harpa senyummu,
menyusupi petak-petak terhimpit di halaman hatimu
agar kabar yang dibawa pucuk daun di pagi itu
masih berisi cerita indah tentangmu
kuIngin lusuh tubuh senjaku
yang masih kuyup dipeluk gerimis hujan sore tadi
mampu mengalihkan para pejalan yang berkerumun
agar mereka lenyap saja bersama pelukan malam
ah ternyata di malam ini masih ada bintang
seperti tetap setia menemani di pucuk malam
sehingga kidung cakra masih menembangkan lagu
bukan bertajuk pilu, tapi tentang kisah rindu
kuingin mengusir mimpi yang menjejali pikiranmu
yang bebannya tertikam menusuk serpihan ragu
kusadari ketidakmampuan yang membatasiku
sebab aku sangat menghormati keberadaanmu
kurasa perjalananku masih panjang menujumu
dan bongkahan puing-puing itu masih jadi penghalang
jalan yang kutempuh masih tertutup kabut
ketika langkah kaki mengajakku terus berlari
pada tembang kidung cakra
yang masih kuyup dipeluk gerimis hujan sore tadi
mampu mengalihkan para pejalan yang berkerumun
agar mereka lenyap saja bersama pelukan malam
ah ternyata di malam ini masih ada bintang
seperti tetap setia menemani di pucuk malam
sehingga kidung cakra masih menembangkan lagu
bukan bertajuk pilu, tapi tentang kisah rindu
kuingin mengusir mimpi yang menjejali pikiranmu
yang bebannya tertikam menusuk serpihan ragu
kusadari ketidakmampuan yang membatasiku
sebab aku sangat menghormati keberadaanmu
kurasa perjalananku masih panjang menujumu
dan bongkahan puing-puing itu masih jadi penghalang
jalan yang kutempuh masih tertutup kabut
ketika langkah kaki mengajakku terus berlari
pada tembang kidung cakra
kusentuh jiwamu
Cimahi, 18 Juni 2019
copyright©Madyo Sasongko
Cimahi, 18 Juni 2019
copyright©Madyo Sasongko
Tidak ada komentar