lelaki itu selalu mengasah pedang
menikamkannya pada kerakusan
menebaskannya pada ketakabburan
melakukannya penuh kehati-hatian
lelaki itu sibuk melukis harapan
dengan kinerja dan prestasi yang membanggakan
mengharapkan membuahkan keindahan
mempersembahkannya di hadapan Tuhan
lelaki itu mengurai benang kusut persoalan
membangun bingkat indah kerukunan
dengan rasa sayang yang teramat dalam
demi bangsa besar yang ia banggakan
lelaki itu tak pernah terlihat geram
keteduhan hatinya menutup tajam matanya
tak pernah digubrisnya letih yang membeban
untuk cita-cita tinggi yang ia dambakan
lelaki itu tak bisa diremehkan
tipu daya dan makar dihadapinya dengan tenang
caci maki cemoohan, amarah dan kebencian
baginya menjadi energi menuju pendakian
lelaki itu selalu merindukan pulang
menuju kampung zaman keabadian
bercerngkerama dengan keluarga tersayang
menumpahkan rindunya pada dekap Tuhan
lelaki itu berjalan sendirian
lelaki itu terus berjuang
lelaki itu tak pernah kelelahan
lelaki itu selalu ditemani Tuhan
lelaki itu ........
Bandung, 14 Nopember 2016
copyright©Madyo Sasongko
Tidak ada komentar